Home » » Pengertian, Jenis, Contoh Majas

Pengertian, Jenis, Contoh Majas

Written By Coki Siadari on Minggu, 05 Juni 2016 | 23.53.00

Pengertian, Jenis, Contoh Majas | Dalam pelajaran bahasa Indonesia, dikenal istilah majas. Apa itu majas? Majas diartikan sebagai gaya bahasa. Secara sederhana, majas adalah pengibaratan. Majas merupakan suatu cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan sesuatu yang lain. Majas kadang disebut juga dengan kata-kata kiasan. Majas biasanya menggunakan kata-kata yang tidak dalam arti sebenarnya. Pada garis besarnya, jenis-jenis majas terbagi empat, yaitu majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis majas tersebut beserta contohnya:

Pengertian, Jenis, Contoh Majas
Pengertian Majas
1. Majas Perbandingan
Berikut ini beberapa majas yang tergolong jenis majas perbandingan:
  • Majas personifikasi: Majas personifikasi adalah majas yang melukiskan suatu benda mati dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda tersebut, sehingga seolah-olah benda hidup. Contoh majas personifikasi: Bulpen itu menari-nari di atas meja; Angin berbisik menyampaikan salamku padanya; Bel sekolah itu telah memanggil siswa-siswa agar cepat masuk kelas.
  • Majas metafora: Majas metafora adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama. Contoh majas metafora: Raja hutan telah siap untuk menerkam; Raja siang telah pergi ke peraduannya; Dewi malam telah keluar dari balik awan.
  • Majas hiperbola: Majas hiperbola adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan susungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya (berlebihan). Contoh majas hiperbola: Ayah memeras keringat untuk menghidupi keluarga; Harga bensin membumbung tinggi; Ibu membanting tulang demi menghidupi anak-anaknya.
  • Majas litotes: Majas litotes adalah majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh majas litotes: Sudilah mampir ke gubuk kami; Kami hanya bisa menyediakan teh dingin; Perjuangan kami hanya setitik air dalam luas samudera.
  • Majas asosiasi: majas asosiasi adalah majas yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena persamaan sifat. Contoh majas asosiasi: Wajah mereka bagai pinang dibelah dua; Semangatnya keras bagai baja; Laksana putri raja cantiknya gadis itu.
  • Majas metominia: Majas metominia adalah majas yang menggunakan merek dagang atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Contoh majas metominia: Umar pergi ke Bogor memakai Honda; Ayah naik Garuda ke Mekkah; Rumah kami menggunakan Sanyo untuk menyedot air.
  • Majas eufimisme: Majas eufimisme adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata lembut untuk lebih sopan. Contoh majas eufimisme: Tuna netra itu berjalan beriringan; Pramusaji itu sangat ramah; Pemerintah sedang berusaha memberantas tuna susila.
  • Majas sinekdokhe: Majas sinekdokhe terbagi menjadi Pars pro toto dan Totem pro parte. Pars pro toto adalah majas yang menuliskan sebagian untuk seluruhnya, misalnya; Akbar mempunyai lima ekor sapi. Sedangkan Totem pro parte adalah majas yang menuliskan seluruh untuk sebagian, misalnya; Kelas kami menjuarai pertandingan bola baske se-Bandung.
2. Majas sindiran
Berikut ini yang termasuk dalam jenis majas sindirian, yaitu:
  • Majas ironi: Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud menyindir seseorang. Contoh majas sindiran: Indah benar rapor kamu, penuhi dihiasi warna merah; Apalah artinya aku yang hanya anak ingusan yang tak mengerti apa-apa; Cepat benar kau datang sehingga undangan telah lama meninggalkan tempat ini.
  • Majas sinisme: Majas sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata seperti ironi, tetapi kasar. Contoh majas sinisme: Muak aku melihatmu berdiri di situ; Tak berkata pun aku sudah bosan mendengarkan ocehanmu; Rasanya ingin kupatahkan lehermu jika kejadian ini terus berlanjut.
  • Majas sarkasme: Majas sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan. Contoh majas sarkasme: Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan aku; Dasar gajah, tak lihat kau aku berdiri di depanmu; Cih, dasar mulut bau burung yang hanya bisa berkicau.
3. Majas penegasan
Berikut ini yang termasuk ke dalam jenis majas penegasan:
  • Majas pleonasme: Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi. Contoh majas pleonasme: Kucing itu naik ke atas meja; Adik mundur ke belakang.
  • Majas repetisi: Majas repetisi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali. Contoh majas repetisi: Cinta adalah misteri. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah kerinduan. Cinta adalah pengorbanan.
  • Majas paralelisme: Majas paralelisme seperti majas repetisi, tetapi lebih banyak dipakai dalam puisi. Paralelisme dibagai dua, yaitu anafora dan epifora. Anafora adalah pengulang kata atau frase yang terdapat di awal kalimat. Contoh anafora: Kau lah segalanya untukku; Kau lah pujaan hati ini; Kau lah pelipur keresahan jiwa ini. Sedangkan, epifora adalah pengulangan kata atau frase yang terdapat di akhir kalimat. Contoh epifora: Kalau kau mau, aku akan datang; Jika kau berkenan, aku akan datang; Bila kau minta, aku akan datang.
  • Majas klimaks: Majas klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata yang makin lama, makin memuncak pengertiannya. Contoh majas klimaks: Psikologi perkembangan mempelajari usia prenatal, batita, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut.
  • Majas anti klimaks: Majas anti klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama bertambah lemah pengertiannya. Contoh majas anti klimaks: Jangankan seribu atau seratus, serupiah pun aku tak punya.
4. Majas pertentangan
Berikut ini yang termasuk ke dalam jenis majas pertentangan:
  • Majas antitesis: Majas antitesis melukiskan sesuatu dengan menggunakan kepaduan kata yang berlawanan arti. Contoh majas antitesis: Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah ukuran menilai seorang perempuan; Tua dan muda saling membantu membersihkan lingkungan.
  • Majas paradoks: Majas paradoks melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. Contoh majas paradoks: Hatinya sepi tinggal di Kota Bandung yang ramai.
  • Majas okupasi: Majas okupasi melukiskan sesuatu dengan bertahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan. Contoh majas okupasi: Merokok dapat merusak kesehatan, tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaan sehingga pabrik-pabrik rokok tetap bermunculan karena untungnya banyak.
Sekian uraian tentang Pengertian, Jenis, Contoh Majas, semoga bermanfaat.

Referensi:
  • Rika Lestari. 2009. Sukses UN Bhs. Indonesia. Jakarta: Media Pusindo.

0 komentar:

Posting Komentar